wWw.Royalflush88.com - Mari kita guremkan partai2nya. Partai yg melulu menggunakan cara2 MUNAFIK dlm mencapai tujuanya. Partai yg didirikan dg tujuan awal dan utama hanya utk menjadi kendaraan menuju istana dan utk mengganti ideologi NKRI, yaitu :
Partai Gerindwo, partai hidup matinya hrs jadi RI 1. Ga peduli apapun yg terjadi.
Partai matahari kembar Pantat Amien Nampak (PAN), partai yg tdk tahu mau kemana arah hidupnya dan sangat mendendam kepada bangsa dan negri ini.
Partai katakan tdk pd korupsi, tapi ngembatnya paling woww gitu. Partai dg mentri terbanyak dikandangi KPK.
Partai dg budaya timteng, tapi dg bantuan barat ( Partai Kandang Sapi).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata intimidasi berarti tindakan menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang lain atau pihak lain berbuat sesuatu); gertakan; ancaman. Berdasarkan definisi intimidasi itu, sulit bagi saya untuk mengatakan bahwa apa yang terjadi pada Car Free Day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia kemarin bukan sebuah bentuk intimidasi.
Saya mencoba menjabarkannya, bahwa intimidasi adalah tindakan menakut-nakuti, menggertak, atau mengancam yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain. Jadi, masihkah kita membantah jika tindakan yang dilakukan oleh gerombolan berkaus #2019GantiPresiden itu bukan sebuah tindakan intimidasi?
Sangat terlalu jika masih ada yang menyebutnya sebagai suatu hal yang wajar. Terlepas dari siapa kita. Terlepas dari apa pilihan politik kita. Terlepas dari kita memakai kaus bertuliskan #2019GantiPresiden atau #DiaSibukKerja, saya tetap menganggapnya sebagai intimidasi.
Bukan karena saya ada di pihak Jokowi misalnya, lalu saya menganggapnya sebagai sebuah tindakan tidak manusiawi. Sama sekali bukan. Seandainya saja hal yang sama terjadi kepada para pendukung Prabowo misalnya, saya akan tetap menganggapnya sebagai sebuah tindakan yang tidak bisa ditoleransi.
Karena persatuan dan kesatuan bangsa, keharmonisan dan silaturahmi antarsesama anak bangsa, jauh lebih penting daripada pilihan capres, atau tagar itu. Betapa menyedihkan rasanya jika kita harus mengorbankan tali persaudaraan sebagai satu bangsa dan satu tanah air hanya karena berbeda partai, hanya karena berbeda pilihan capres, hanya karena berbeda tulisan di kaus.
Sejak perhelatan Pilpres 2014 silam, sebagian penghuni negeri ini sepertinya memang begitu mudah untuk marah, mencaci, dan memfitnah hanya karena adanya perbedaan di antara mereka. Semakin teknologi dan informasi berkembang pesat, semakin mudah pula kita termakan berita-berita bohong, menyebarkan ujaran kebencian, dan isu SARA.
Bukan rakyat kecil. Bukan pula para buruh dan pekerja. Namun, justru beberapa elite politik bangsa ini yang secara sengaja menyampaikan pernyataan-pernyataan provokatif yang menimbulkan terjadinya polarisasi di tengah-tengah masyarakat. Lantas pernyataan-pernyataan mereka itu, oleh sebagian orang dianggap sebagai sebuah kebenaran.
Mereka yang semestinya mempersatukan, namun justru membelah. Mereka yang seharusnya memberi kesejukan, namun malah memanaskan suasana. Mereka yang seharusnya tampil di garda terdepan melawan penyebaran hoax, hate speech, isu SARA, dan bahkan intimidasi, namun mereka justru turut membiarkan dan mendukungnya.
Adalah Fadli Zon, seorang wakil rakyat yang terkadang tingkahnya tidak mencerminkan layaknya sikap seorang wakil rakyat. Dia sering berbicara aneh, dan cenderung semau mulutnya saja. Apakah pernyataan-pernyataannya itu akan bermanfaat bagi banyak orang atau tidak, dia tidak peduli.
Saya tidak habis pikir tentang tanggapannya terkait intimidasi yang dilakukan oleh sekelompok massa berkaus #2019GantiPresiden pada saat CFD kemarin. Apakah Fadli Zon tidak mempunyai istri, sehingga dia tega mengeluarkan pernyataan begitu? Apakah Fadli Zon tidak mempunyai anak sehingga dia menyebut tindakan intimidasi tersebut sebagai sesuatu hal yang wajar?
Ketika dia dimintai pendapat oleh para juru warta tentang tindakan intimidasi yang terjadi pada saat pelaksanaan CFD kemarin, dia malah berucap, “Saya kira tidak ada intimidasi, jangan seolah-olah peristiwa besar dianggap mengintimidasi, intimidasi bagaimana?.” Apa yang terekam dalam video yang telah beredar luas di kalangan netizen itu, menurutnya itu hanya hal biasa.
Sepanjang tidak ada pemukulan dan kontak fisik, menurutnya tidak ada masalah. Apakah Fadli Zon terima, jika tiba-tiba sekelompok orang bertemu di mall dengan anak perempuannya yang dalam akun media sosialnya kerap memposting foto-foto dirinya dengan mengenakan pakaian minim itu misalnya, lalu disoraki goblok, anak anjing, atau wanita jalang?
Apakah Fadli Zon terima, jika misalnya istri yang dicintainya tiba-tiba dicaci-maki, diejek, dan diancam oleh orang lain? Jika dia berterima dengan keadaan seperti itu, saya pikir, ketegaran hati dan pikiran seorang Fadli Zon perlu kita teladani. Sekalipun dihina, dicaci, dicemooh, difitnah, dan dijelek-jelekkan, namun dia tetap tegar.
Namun jika dia tidak berterima jika putri atau istrinya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain, saya kira, Fadli Zon perlu menarik pernyatannya dan meminta maaf kepada ibu dan anak yang diintimidasi oleh gerombolan #2019GantiPresiden tersebut.
Seorang wakil rakyat seharusnya membela ketika rakyatnya diperlakukan semena-mena. Seorang wakil rakyat seharusnya menolong rakyatnya yang sedang dalam kesusahan dan menderita. Bukan malah mebiarkannya atau bahkan menertawakannya hanya karena rakyat yang diperlakukan semena-mena itu tidak termasuk dalam golongannya.
Fadli Zon digaji dengan uang rakyat. Fadli Zon digaji dengan uang ibu-ibu dan bapak-bapak yang dintimidasi kemarin. Lalu mengapa dia membiarkan rakyat yang menggajinya itu dimaki-maki? Lalu mengapa dia malah menganggap sebagai hal yang wajar ketika rakyat yang menggajinya itu diintimidasi?
Jika demikian, Fadli Zon tidak pantas jadi wakil rakyat. Karena dia tidak sungguh-sungguh mewakili rakyat. Dia hanya mewakili rakyat yang tergabung dalam kubunya, rakyat yang tergabung dalam golongannya, rakyat yang tergabung dalam partainya, rakyat yang mendukung capres pilihannya.
Fadli Zon tidak pantas lagi duduk di sebagai anggota DPR di Senayan tahun depan. Dia "bukan" wakil rakyat. Dia wakil Prabowo. Tolak Fadli Zon kembali lagi ke Senayan pada Pemilu tahun depan. Mari kita naikkan jabatannya dari wakil rakyat menjadi rakyat.
Agen Judi Poker Online Terpercaya Bandar Ceme Keliling Capsa Susun Terbaik dengan Jackpot Terbesar di Indonesia Dapatkan Hadiah Jackpot Ratusan Juta Setiap Harinya bersama kami di RoyalFlush88.com . RoyalFlush88 Hadir untuk anda semua Pecinta Judi Poker Online dan Capsa Susun Serta Semua Permainan Judi Kartu Di Indonesia. RoyalFlush88 Tampil Dengan Sistem Teknologi Baru Dan Server Kecepatan Tinggi Akan Membuat Permainan Judi Kartu Online Menjadi Lebih Seru dan Menarik Bersama Teman-Teman Anda Maupun Saingan Anda. RoyalFlush88 Juga Dilengkapi Dengan System Encrypsi Server Yang Tinggi Akan Menjamin Keamanan Data Member RoyalFlush88.
SHARE:
0 comments:
Post a Comment