wWw.Royalflush88.com - Masyarakat yang melek politik dan paham latar belakang Ketum Gerindra pasti membenci Gerindra. Turunan pemberontak, tukang culik tidak pernah diadili, ngemplang pajak, hidup bergelimang kemewahan di istana Hambalang (tapi pesangon karyawan nggak dibayar), sok memaki-maki elite Jakarta padahal dia sendiri bagian dari elit tersebut.
Ditambah lagi perilaku elit partai tersebut terrutama si FZ yang sama sekali jauh dari tata krama berpolitik. Siapa yang tidak marah dan benci disaat masyarakat berduka atas perbuatan keji teroris dia malah memanfaatkannya untuk menyerang Jokowi, padahal dibalik itu si Romo Syafi'i dari Gerindra memgganjal RUU Penanggulangan Terorisme di DPR (baca tulisan Bung Nafys). Jelas sekali tujuannya mengebiri kemampuan polisi menumpas terorisme tanpa adamya payung hukum. Apakah ini bukan mentalitas pengkhianat namanya?
Dari pada sibuk melaporkan akun yang muak akan kelakuan Gerindra, ayo segera tuntaskan pengesahan RUU menjadi UU.
Katanya Ketumnya orangnya tegas dan pemberani, mana buktinya wong kenyataannya kalian cuma muter-muter terus bermanuver memanfaatkan tragedi nasional hanya untuk kepentingan politik kalian.
Tidak mau bernasib sama seperti PKS yang di demo gara-gara komentar petinggi partai di media sosial, Gerindra mengambil langkah antisipasi dengan melaporkan 11 akun media sosial. Akun-akun media sosial tersebut diduga memfitnah Gerindra sebagai partai pendukung terorisme.
“Ada akun-akun yang memfitnah Partai Gerindra. Seolah-olah Gerindra ini bertanggung jawab terhadap tidak sahnya UU Antiterorisme.”
“Tuduhan itu bisa menimbulkan kebencian golongan masyarakat kepada kami Partai Gerindra. Ini berbahaya.” (Kompas)
Akun-akun media sosial yang dilaporkan adalah sebagai berikut: Akun Facebook KataKita, Lambe Nyinyir, Teras Hosang, Nyoman Suanda Santra, Amrit Punjambi, Yusuf Muhammad, Sudirman Kadir, Herlina Batur-Batur, Helmy Rijaalul Ghod, dan Derek Manangka. Akun Twitter @vaiyo (#JakartaBerduka). (Sumber: Kompas)
Sepertinya Habiburokhman salah memahami netizen. Habiburokhman menganggap bahwa netizen menuduh partai Gerindra paling bertanggung jawab terhadap sahnya UU terorisme. Padahal tidak sama sekali. Yang menjadi keberatan netizen adalah komentar Fadli Zon yang justru menyerang pemerintah dengan menyatakan bahwa terorisme berkembang jika pemimpin lemah dan mudah diintervensi. Sontak netizen menanggapi Fadli Zon.
Menurut netizen teroris berkembang justru karena DPR, di mana Fadli Zon sebagai wakil ketua, tidak kunjung mengesahkan RUU Antiterorisnme. Tentu Fadli Zon sebagai wakil ketua ikut bertanggung jawab terhadap RUU Antiterorisme. Seharusnya Zon mendesak Pansus untuk membahas RUU Antiterorisme, bukan malah menyerang pemerintah pada saat pemerintah sibuk mengatasi terorisme.
Pada kerusuhan di Mako Brimob, tidak satu pun kader Gerindra mengecam tindakan terorisme. Mereka pun tidak berduka sedikit pun terhadap 5 anggota kepolisian yang tewas dibunuh secara sadis oleh teroris. Malah mereka asyik nyinyir mempertanyakan kerusuhan itu dan sekaligus memojokkan kepolisian.
Menanggapi sikap Gerindra ini, netizen juga bereaksi. Masak iya partai nasionalis tidak ikut mengutuk tindakan narapidana terorisme (napiter) dan malah terkesan membela? Partai nasionalis apa seperti itu? Mereka lalu menyimpulkan bahwa Gerindra membela napiter.
Maka kesimpulan netizen bahwa Gerindra terkesan membela dan melindungi teroris adalah konsekuensi logis dari akumulasi argumentasi kader Gerindra, khususnya Fadli Zon. Tuduhan netizen itu tidak lahir begitu saja. Mereka bukan orang bodoh. Mereka menyimpulkan dari berbagai sikap Gerindra melalui kadernya, serta komentar-komentar kadernya. Kalau kesimpulannya demikian, maka silakan dibantah.
Melaporkan netizen ke kepolisian justru akan membuat Gerindra terjerumus pada pembungkaman suara-suara rakyat. Katanya Gerindra adalah partai yang mendengarkan suara rakyat. Malah sekarang main lapor. Untuk apa? Untuk membungkam netizen?
Gerindra sedang kalap dan panik. Mereka takut nama baik mereka tercoreng di mata publik. Sebab sudah dekat pemilihan Pilkada 2018 dan begitu juga Pilpres 2019. Lalu mereka mengambil langkah hukum untuk menyelamatkan popularitas mereka.
Secara tidak sadar Gerindra sudah menambah citra buruk di mata publik. Netizen itu adalah suara-suara rakyat, yang kalau dibungkam akan semakin teriak. Apalagi media sosial adalah dunia yang tak terkendali. Mungkin mereka akan mampu membungkam 11 akun. Tetapi akun lain, yang sependapat dengan yang 11 itu akan semakin membabi-buta menyerang Gerindra tanpa henti.
Media sosial itu adalah media bebas beropini. Media sosial bukan lagi hanya sebatas media komunikasi antar pengguna, melainkan sudah menjadi tempat berekspresi. Mereka menyampaikan pemikiran, kritik dan aspirasi mereka di sana. Mereka tidak sedang menyebarkan fakta palsu, berita bohong, atau hoak. Melainkan mereka membangun opini berdasarkan fakta yang ada. Kalau itu dibungkam, siap-siaplah Gerindra bulan-bulanan di media sosial.
Seharusnya Gerindra melakukan evaluasi kenapa sampai ada kesimpulan seperti itu. Apakah karena kesalahan kader-kadernya sendiri atau langkah politik mereka tidak tepat. Bukan malah mau membungkam suara-suara netizen. Introspeksi itu memang tidak nyaman, tetapi sangat berguna untuk meningkatkan mutu institusi.
Coba perhatikan nyinyiran Fadli Zon terhadap pemerintah. Coba perhatikan beberapa kader yang bermasalah. Coba perbaiki isi dan cara Prabowo berpidato yang terkesan arogan itu. Jangan lalu baper segala lalu ingin membungkam suara rakyat.
Kalau mau dihargai sebagai partai yang bermartabat maka tunjukkanlah langkah politik bermartabat, utarakanlah kritikan berkualitas, bersikaplah yang peduli terhadap korban teroris, baik warga biasa maupun aparat keamanan.
Faktanya, citra Gerindra semakin memburuk. Mulai dari oposisi tak berkualitas, tidak secara tegas mengecam terorisme, kader yang berasalah, petinggi partai tukang nyinyir tidak jelas, dan menggunakan cara-cara represif untuk membungkam netizen. Netizen kog mau dibungkam dengan cara lapor, ya akan dibalas juga dengan bungkaman ala netizen.
AGEN POKER TERBAIK RESMI IDNPLAY TERBESAR DI INDONESIAROYALFLUSH88 :
Agen Judi Poker Online Terpercaya, Bandar Ceme Keliling, Capsa Susun, Terbaik dengan Jackpot Terbesar di Indonesia Dapatkan Hadiah Jackpot Ratusan Juta Setiap Harinya bersama kami di RoyalFlush88.com . RoyalFlush88 Hadir untuk anda semua Pecinta Judi Poker Online dan Capsa Susun Serta Semua Permainan Judi Kartu Di Indonesia. RoyalFlush88 Tampil Dengan Sistem Teknologi Baru Dan Server Kecepatan Tinggi Akan Membuat Permainan Judi Kartu Online Menjadi Lebih Seru dan Menarik Bersama Teman-Teman Anda Maupun Saingan Anda. RoyalFlush88 Juga Dilengkapi Dengan System Encrypsi Server Yang Tinggi Akan Menjamin Keamanan Data Member RoyalFlush88.
0 comments:
Post a Comment